Jejakcantik.com- Pepatah mengatakan hidup hanya sekali, nikmati selagi bisa dengan BIJAKSANA. Sayang, jika waktu hanya digunakan untuk bekerja, memang bekerja juga penting untuk kehidupan. Namun, tak ada salahnya sesekali mengambil libur untuk memberikan waktu berharga untuk diri sendiri. “Quotes of the day, Lakukan selagi ada kesempatan, jangan menyesal jika itu hanya tetap menjadi IMPIAN, tanpa bisa di wujudkan.” Citra Pandiangan.

 

Jejak Cantik benar-benar memberanikan diri untuk liburan ke Bandung. Meskipun, pernah ada kegiatan di Bandung bersama rombongan. Kali ini mencoba tantangan solo traveling. Bahkan, menggunakan transportasi seorang diri mengunjungi tempat wisata yang terkenal di Bandung.

 

Tetesan Kawah Putih Pesona Mata

Seharusnya berdasarkan perencanaan semula, aku harusnya menikmati pelesiran Bandung Utara, tetapi diganti ke Bandung Selatan saja. Berdasarkan informasi, Bandung Selatan selain Kawah Putih, Situ Patengan, Ranca Upas, Kebun Strawberry, Situ Cileunca dan masih banyak lagi. Pengen tahu lebih lanjut mengenai wisata tersebut? Nanti saja ya. Karena hari kedua aku hanya menikmati wisata di Kawah Putih saja.

 

Lagi-lagi salah naik angkot, aku naik angkot Cibaduyut Karang Setar Kappa, jadi aku harus turun di cilandak, jalan Otista. Nunggu angkot yang bertuliskan Luewi Panjang. Akhirnya angkot tersebut pun ada penampakan. Naik deh, naik angkot, nunggu angkot benar-benar melatih kesabaran ku. Akhirnya Terminal Luewi Panjang pun terjadi penampakan, bayar angkot dikenakan 5000 (tahun 2014 ya, kemungkinan mengalami kenaikan, pastinya tidak signifikan). Kesabaran benar-benar diuji disini, masuk ke terminal, dikarenakan angkot tidak masuk terminal. Untuk masuk terminal tinggal nyebrang dan jalan dikit deh.

 

Oh ya, angkot ke Kawah Putih, ups maksudku ke Ciwidey itu mangkalnya di dekat pintu keluar. Plus, bentuk angkotnya warna putih atau warna lain, masyarakat setempat menyebutnya Elf L300. Perjalanan dari Terminal Luewi Panjang ke Ciwidey. Perjalanannya kurang lebih 40 menit dari terminal ke terminal satu. Tidak rugi lho, meskipun jauh penat panas sumpek karena angkot baru berjalan setelah angkot penuh alias duduknya mesti berdesakan. Ya, wajar saja jika pak supir harus menunggu penumpang lain sehingga penuh. Selain yang perjalanannya itu sangat panjang, juga jarang ada penumpang yang naik dari satu titik ke titik lain. Plus angkot ini memang jarang banget lewat secara bersamaan.

 

Dikarenakan aku belum pernah ke Kawah Putih seumur hidupku, membayangkan perjalanan yang super panjang dengan berbagai “bau-bau-an” yang semerbak harum mempesona. Untungnya, karena perasaan senang akan bertandang ke tempat wisata yang tersohor itu membuat perjalananku tidak terlalu bermasalah. Apalagi, aku mendapat tempat duduk didekat jendela. Jadi semerbak wangi yang tiada tara itu tidak terlalu menganggu perjalananku. Sungguh elok dan tenang, pikiran melayang-layang membayangkan pemandangan apa yang menanti ku di sana. Tidak terasa sudah dua puluh menit berlalu dan perjalanan tersebut untuk mencapai terminal Ciwidey, saat melewati Jalan Raya Ketapang. Pemandangan yang terlihat dari sisi kanan, posisi tempat duduk ku boooo, terlihat pemandangan gunung yang menjulang tinggi. Sungguh indah nian, meskipun jika dibandingkan dengan pemandangan favorit ku masih kalah. Karena aku adalah pencinta laut, meskipun aku bukanlah putri duyung yang bisa berenang.

 

Namun sensasi yang kudapat luar biasa. Bila dibandingkan pemandangan laut dan gunung, tentu saja berbeda dan semuanya bisa dikatakan sangat luar biasa indah dengan pesona, dan ketertarikan serta keunikan yang berbeda. Tuhan sungguh pencipta seniman yang luar biasa. AKU JATUH CINTA pada pandangan pertama dengan pemandangan gunung yang malu-malu menampakkan dirinya saat kendaraan melewatinya. Alias, pemandangan gunung tertutup bangunan gedung atau perumahan.

 

Walaupun demikian, semuanya terbayarkan. Rasa lelah di dalam kendaraan yang berlalu tidak terlalu cepat. LUNAS dengan pemandangan yang indah tiada tara, lukisan yang terkenal pun kalah. Sungguh pesona mata yang menawan hati. Udaranya pun mulai terasa sejuk meskipun tidak sampai menggigit tulangku hingga menggigil. Udara yang dulu dingin tiada tara, kini tidak bisa dikatakan dingin seperti di puncak gunung everest . Tetapi lumayan untuk mengusir rasa panas yang ada.

 

Pada saat mobil elf ini menanjak ke daerah pergunungan, langit tidak terlihat senang dengan kedatanganku saat ini. Dia mendung dan berduka, karena kabar burung yang membuatnya patah hati. Sepanjang jalan, mulut eh hati berkomat-kamit, tapi bukan mbah dukun lho melainkan berharap agar hujan tidak turun. Sekali-kali tanganku, aku keluarkan untuk merasakan sensasi dingin yang menggoda ku untuk kian berharap agar hujan jangan mendengarkan kabar angin yang membuatnya menangis tersedu-sedu. Rupanya, hati yang berkomat-kamit tidak didengar. Langit kian menggila hitamnya, membuatku kian merinding, takut perjalananku berakhir sia-sia untuk mencapai kawah putih yang tiada bandingnya itu.

 

Aku mencoba sekuat tenaga berpikir bagaimana caranya agar aku tetap bisa menikmati sensasi gelora panasnya hawa belerang yang menyengat dihidung saat menghirup nya di kawah putih. Aku putuskan apapun yang terjadi, aku harus tetap memperjuangkan “hak” ku yang sudah terlanjur datang jauh-jauh untuk menikmati sensasi ini. Akhirnya, secara perlahan namun pasti, mobil elf pun melaju menuju terminal. Di sini seharusnya aku naik angkot yang berwarna kuning untuk membawa ku ke kawah putih.

 

Namun, dengan berbagai pertimbangan dan kondisi yang tidak memungkinkan aku untuk mendapatkan harga murah dari angkutan kota. Dipastikan ngetemnya pasti lama, sedangkan langit pun benar-benar bergelora dengan kegelapan yang menyelimuti bumi di kawasan Ciwidey. Ya sudah lah, begitu turun, langsung diserbu beberapa bapak-bapak tukang ojek untuk menawarkan kesana.

 

Dengan pasti aku menanyakan harga dan tawar-menawar, sepakat harga Rp50.000 pulang pergi. Karena di awal dia minta Rp30,000 untuk sekali jalan. Sungguh senangnya hati, motor pun segera meninggalkan terminal, sedangkan di sudut terminal ada sebuah angkot Ciwidey-Sipatenggang nangkring dan baru ada dua-tiga penumpang saja. Selama perjalanan yang berliku dan berkelok, rintihan angin yang menyapu kepedihan langit pun terasa di kulit wajahku yang mendapatkan tetesan embun yang terbawa angin. Tidak hanya itu, tangisan itu mulai terlihat sendu-sendu tetesan air hujan pun mulai membasahi Ciwidey yang dingin kian dingin.

 

Apalagi duduk dibelakang motor tanpa helm, dengan perjalanan menanjak dan berkelok membuat sensasi yang luar biasa, seakan berada dalam area balapan sepeda motor GP, seru. Semakin seru dengan deburan hati yang berharap “JANGAN HUJAN DONK, PLEASE….” Tapi seruan dan harapanku hanya sebatas harapan saja. Gerimis mengundang pun turut mewarnai perjalananku dengan pak ojek.

 

Akhirnya, tulisan berwarna merah mulai Nampak di mata yang kian menatap asa karena beneran tuh tetesan semakin besar walaupun tidak banyak. “KAWAH PUTIH” dengan huruf capital semua, membuatku bernafas lega. Negosiasi dengan pak ojek pun berakhir gagal. Pasalnya, dia maunya sekali jalan. Padahal sudah sepakat untuk pulang pergi, ya sudahlah. Setidaknya aku merasa senang hati, lantaran kakiku sudah berada di kawasan yang telah kunantikan sepanjang perjalanan dari Luewi Panjang ke Ciwidey. Tidak ada salahnya berbagi dan itu pun sesuai dengan perjalanan yang sukar.

 

Jam menunjukan pukul 11.00 WIB, saat aku berada di puncak eh diatas Kawah Putih. Meskipun langit tidak bersahabat tetapi dewi keberuntungan asih berada di pihak ku. Aku tidak perlu menanti lama untuk membayar tiket masuk seharga Rp32.000 dan menunggu ontang-anting berjalan. Sungguh harapan yang menyenangkan hati. Tidak perlu cemas akan langit yang tumpah ruah menangis nantinya. Aku sudah siap berbasah-basahan berada di wilayah ini. Wilayah pemandangan yang menjadi daya tarik wisatawan asing untuk melirik keindahannya. Masa aku kalah sama mereka yang sudah menikmati sensasi ini.

 

Tidak mau donk, aku kan warga Negara Indonesia, seharusnya aku duluan yang menikmati sensasi pemandangan dari video klip Ungu kata orang-orang begitu, tapi aku tidak tahu video klip yang mana, maklum kagak ngefans tuh hahaha tapi beberapa lagunya yang kusuka dengar tapi tidak pernah lihat videonya. Just love to hear wonderful song eh lyric only.

 

Begitu turun dari ontang-anting yang berlalu bersama rintikan hujan dan sensasi unik dari angin yang mengelitik, serta pemandangan hijau dari hamparan pohon yang tersusun rapi. Sungguh apik dan menenangkan jiwa yang bergelora. Mematikan kepahitan hidup, menelan kesedihan dan menghapuskan galau yang menyayat hati. Semua gambaran akan kekacauan hidup itu hilang tanpa jejak. Semuanya yang ada hanya rasa syukur bahwa mataku terpesona akan keindahan pemandangan yang aku lihat.

 

Sambutan “hangat” penyewa payung pun berdatangan, mengatakan menggunakan jasa payung pakai sepuasnya hanya dengan membayar sepuluh ribu saja. Tetapi tawaran itu pun aku tolak!! Tolak dengan baik-baik. Melihat sekeliling, ramai orang berfoto di bawah tulisan kedua KAWAH PUTIH masih dengan huruf capital yang besar. Mereka Nampak mengabadikan kebahagiaannya telah menginjakkan kakinya disini. Sayangnya, aku tidak narsis dibawah tulisan tersebut. Karena bakalan susah bo foto sendiri di tulisan itu hahaha. Ya cukup sekedarnya memfoto kegembiraan mereka dengan kamera ponsel seadanya. Lalu, melanjutkan tujuan semula. Menikmati pemandangan kawah.

 

Tangga yang tersusun rapi dengan pagar ditengah yang membedakan arus turun dan naik, membuatku kian tak sabar menuruni setapak demi setapak tangga. Karena terkadang beberapa dari mereka mulai melakukan eksis di tangga. Ya sudahlah, sabar saja untuk bisa melalui semuanya itu. Begitu berada di bawah “WOW” aku ingin teriak senyaring-nyaringnya, “FINALLY I AM HERE, I AM HERE, YOU KNOW!!!!” pasti beberapa kawan pada jealous melihatku berada di wilayah taburan “putih” yang berkabut. Meskipun kabut dan asap balerang membuat suasana terkesan mistik membuatku semakin penasaran untuk melihatnya dari dekat dan pastinya sama seperti yang lain melakukan eksis berfoto dengan pemandangan dan selfie.

 

Hidup itu indah untuk tidak mengabadikan setiap moment. Karena setiap moment itu sangat berharga untuk dilewatkan tanpa adanya kenangan yang menyatakan kebenaran bahwa aku telah menginjakkan kaki disini dan foto ini bukan hasil editan booooo….. Tapi beneran! Benar-benar datang seorang diri, tanpa rasa takut dan penyesalan karena perjalanan yang jauh.


Banyak yang menawarkan mengambil foto langsung jadi di area yang diselemuti kabut putih yang menambah suasana yang terkesan misterius. Mereka menawarkan dengan “sedikit” memaksa. Namun dengan kukuh tetap menolak dengan lembut dan baik hati, serta dibumbui senyuman manis. Idih, yang ada malah menjadi-jadi tiada tara, pindah dah lokasi ke satu sisinya. Walaupun hujan turunnya malu-malu, tidak ada satu pun yang gentar untuk tidak bertahan lama di Kawah Putih, banyak manusia eksis baik muda maupun tua, semua berlebur menjadi satu dengan nuansa dan aroma style yang berbeda.

 

Seru dan menarik untuk dilihat dari kejauhan. Asyik melihat gaya-gaya eksis yang berbeda, ada yang jump-jump berlagak menjadi kanguru atau sekedar action “mesra” dengan sang pujangga hati. Banyak hal yang bisa diamati selain tentu saja memandang kabut yang kian menebal di tambah asap balerang yang mengepul ke atas.

 

Selain itu warna danau disekeliling yang berwarna kehijauan dan perpohonan yang hanya menyisakan batang dan ranting tanpa dedaunan yang menghias tiap pohon yang ada disekeliling kawah. Ditambah gunung yang mengelilingi kawah membuat suasana dan sensasi pemandangan yang berbeda, dengan deburan debu diantara bebatuan. Sungguh pesona mata yang menakjubkan.


  • Warning!!!
  • Jika ingin mencetak foto langsung jadi. Pastikan anda ikut ke tempat percetakan foto biar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan


Tidak terasa dan tidak disangka jam pun telah berlalu dengan cepat, hampir satu jam berada di bawah kawah putih. Tiada bosan mata memandang dan menikmati itu semua. Sebelum berlalu meninggalkan tempat yang mencuri space di hatiku. Seorang menawarkan kembali foto sekali jadi. Dia menawarkan mengambil foto beberapa dan juga bersedia mengambil foto melalui ponsel. Tentu saja, pada akhirnya tawaran dasyat itu aku terima.

 

Walaupun tongsis juga sudah beraksi. Tidak ada salahnya, hanya mengeluarkan uang sepuluh ribu untuk bisa mendapatkan “tukang foto private dadakan”. Ya sudah lah, mengambil beberapa action dan aku pun juga memilih satu foto yang aku suka banget. Gaya-nya keren, wajah dapat dan lagi pegang tongsis. Tetapi pada saat aku masih mengambil beberapa foto untuk dokumen pribadi yang selfie, ma situ salah mencetak. Aku rasa memang sengaja, taktik dagang supaya aku mengambil dua photo, dengan sengaja salah mengeprint foto tersebut.

 

Sumpah kalau aku tidak sedang berbaik hati, tuh foto tidak bakalan aku ambil. Padahal photo yang kumau itu jelas-jelas tertanda di camera pocketnya. Karena begitu dibuka di memori cameranya, itu photo berada di urutan pertama. Karena geram, aku tidak mau mengeprintnya, sekarang menyesal. Karena tuh foto pas banget tuk masuk ke background diaryku.

 

 

Tidak terasa jam sudah menunjukan pukul 1, pertanda perjalanan memuaskan mata harus segera diakhiri. Niatan hati untuk melanjutkan ke Situ Patengan yang tidak seberapa jauh dari lokasi Kawah Putih. Namun awan makin mengulung-gulung dengan warna hitam pekat yang membuatku tetap berkomat-kamit, saat duduk manis di ontang-anting. Jangan hujan donk, please! Bisa berabe kalau hujan semua ponsel bisa basah. Karena lupa membawa plastic untuk menyimpan benda elektronik dari “duka-nya” langit.

 

 

Saat keluar menuju tempat menunggunya ontang-anting untuk kembali membawa diriku eh penumpang lain juga berada di tempat penjualan loket Kawah Putih, sudah ada beberapa yang duduk di mobil yang mirip kalau kita hendak berwisata di kebun binatang, tetapi warnanya berwarna orange nyentrik. Butuh waktu sekitar sepuluh menit untuk membuat mobil ini berjalan, pasalnya pak supir tidak mau “rugi”, satu tempat duduk harus diisikan empat orang, dan kalau tidak salah ingat, karena memang tidak dihitung ada sekitar empat bangku berderet. Namun, syukurlah tidak perlu menunggu lama, karena mobil pun mulai meninggalkan area kawasan itu

 

Mobil itu pun berjalan membuat hawa dingin semakin terasa, pemandangan hamparan pepohonan yang basah tertimpa rintikan hujan membawa nuansa yang berbeda. Kala matahari menyongsong gersang dan panas dengan rintikan hujan, sejuk hawa ini terasa di badan dan hati. Damai, perjalanan seorang diri benar-benar membawa suasana berbeda, meskipun aku juga sering berpergian seorang diri, tetapi itu sebatas urusan pekerjaan dan bukan untuk plesiran seorang diri.

 

Berada di bawah tentunya perut sudah mulai menyanyikan lagu secara serentak. Tidak perlu kuatir perutku, karena banyak yang jualan makanan yang ditawarkan, harganya juga masih bisa dimaklumi. Makanan standar tentunya yang ditawarkan, tetapi kalau dingin-dingin berada di alam, aroma jagung bakar memang mantap. Turun saja sedikit, di gerbang pintu masuk kawah putih. Disitu ada yang jual jagung bakar. Sambil nunggu angkot, bisa sambil makan jagung bakar yang yummy….

 

Ingin beli oleh-oleh? Bisa, di situ juga tersedia berbagai penjual oleh-oleh, terutama oleh-oleh makanan, dari buah yang fresh hingga yang sudah dibuat manisan. Aku membeli manisan dan buah strawberry untuk dimakan seorang diri tentunya :p Ternyata menunggu angkot yang berwarna kuning itu sangat lama. Jadi harap bersabar, niatan hati sudah bulat ke Situ Patenggang tetapi cuaca tidak mendukung dan angkutan yang pertama yang terlihat adalah angkutan yang kea rah terminal. Jadilah aku naik, angkutan tersebut yang penuh dengan berbagai barang dagangan dan juga perlengkapan kebun dari penumpang angkot tersebut. Jejak Cantik juga memiliki teman yang memiliki pengalaman luar biasa, sewaktu liburan ke Bandung, sista Noven. Sayangnya, waktu jejak Cantik liburan ke Bandung, belum mendapatkan info mengenai tempat wisata yang kece ini rumah kurcaci di Bandung.

 



Fill your day with love and step beauty feet



Fun Time it's you......

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Smile and Lovely Day