Bandung

Penggoda Mata Hati



Jejakcantik.com- Sudah lama tidak menulis, Bulan Juli ini Jejak Cantik ingin berbagi pengalaman sewaktu solo travel tahun 2014 lalu. Nah, seperti apa sih pertualangan Jejak Cantik liburan seorang diri dan bagaimana mengatasi persoalan yang dihadapi selama solo backpackeran di beberapa tempat di Indonesia. Spesial edisi kali ini, di mulai di Bandung.

 

#1st Day Liburan ke Bandung

Bandung Kota tidak seperti yang aku bayangkan dingin semeriming tetapi sama saja seperti Jakarta hot super hot. Beruntung cuaca di Bandung tidak terlalu hot dibanding Jakarta. Rasanya saat kaki menginjak stasiun Bandung, aku ingin teriak keras-keras “FINALLY I am in BANDUNG, Yippiew” tetapi aku teriaknya dalam hati saja dengan mata berbinar-binar haru hahahaha.

 

Pintu keluar station Bandung ini ada dua, Selatan dan Utara. Kalau selatan menuju kebon jati, dan sangat dekat banget dengan terminal angkutan Kota St Hall, begitu orang Bandung menyebutnya. Sumpah, diriku blank mau mencari penginapan dimana untuk malam ini? Dengar-dengar kabar burung, dan hasil research penginapan di dekat stasiun banyak untuk style backpacker kaya aku. Alhasil celingak-celinguk nanya pada tidak tahu alamat yang aku cari di Jalan Enciz Ajis, konon kabarnya neh kamar masih berada di tariff seratus ribu per malam, khususnya harga tarif terendahnya.


Bingung dan capai, karena masih mabuk kereta api, eh mabuk darat. Karena selama perjalanan sudah menghabiskan tiga permen untuk mengusir hus hus hus jauh-jauh mabuk yang ada di benak ini. Lagian meskipun duduk selama empat lebih di kereta api tetap aja melelahkan bingo. Terlintas di benak kearah Dago saja. Langsung deh, lihat angkutan kota (angkot gitu) yang berwarna hijau dengan tulisan ST Hall – Dago, cap cups mang, jalan.

 

Dengan berbekal informasi yang tidak banyak, dan budget yang terbatas, ah pikir ku cari aja penginapan murah di daerah Dago pasti ada! Angkot yang saya tumpangi sudah penuh dan hanya menyisakan satu kursi kayu kecil di depan pintu keluar masuk, ya sudah yang penting langsung wes wes aja neh angkot tidak perlu menanti-nanti berlama-lama. Masukan super seksi suitcase warna kuning dan aku pun duduk dengan manis, dan termenung, memandang nasib welcome to the jungle hahaha. Penumpang yang dibagian belakang mayoritas perempuan, Tanya-tanya dikit dan eh aku kelewatan Jalan Riau, padahal menurut informasi didalam buku itu jalan juga menyediakan tempat penginapan murah, ya sudah lah mau bagaimana lagi.

 

Sepanjang jalan di Dago, mataku benar-benar dimanjakan dengan outlet barang-barang baju distro yang menggoda untuk mampir. Apalagi dengan tulisan-tulisan diskon. Aduh, pengen shopping deh. Dijamin barang di Bandung memang bagus dan murah meriah, meskipun mahal masih belum terlalu dalam merogoh kantong dibagian dasar :p sindrom mak-mak kambuh. Mata harus focus ke jalan bukan ke factory discount shops. Tapi beneran buat ngences lho. Ntar next time mampir deh ke Dago untuk melihat etalase nya yang menawan mata dan menggoda untuk menginjakkan kaki disana, kagak bohong, beneran!!!!!

 

Angkot yang tadinya penuh berangsur-angsur berkurang, jalanan mulai menanjak. Aku Tanya pak sopir mengenai tempat penginapan tomat…… pak sopir yang baik hati pun menurunkan aku di depan penginapan tersebut. Hendak turun, neh barang yang dua bagian satu koper dan tas ransel yang saat itu posisinya ku taruh di depan, dengan badan yang seksi ini turun, tidak bisa menjaga keseimbangan di angkot, alhasil sumpah sakit, dan malu banget tuh berada disini (pegang wajah tertunduk lesu), tetapi apa daya ini kisah nyata yang terjadi seumur hidupku, aku terjatuh pada saat mau turun dari angkot dengan pantat nungging keatas boooo… super tensin tapi mengusahakan tersenyum dan mengumpulkan kepercayaan diri, untung pantat aku seksi. Jadi gak perlu malu hahahaha. Bayar deh angkot sebesar 5000 saja padahal perjalanannya lumayan jauh lho.

 

Folded Corner: Tips
Kalau Turun Angkot, jangan barangnya dulu tapi orangnya dulu. Biar tidak terjatuh, sakitnya gak seberapa tapi malunya luar binasa
Angkot berlalu, rasa sakit dan malu masih tersisa di wajah. Terlebih lagi tangan kanan yang rasanya keseleo karena Manahan badan agar tidak tersungkur banget di lantai plus untungnya tas ransel di depan. Jadi tidak terlalu sakit banget deh, menambahkan diri sendiri.

 

Penginapan Pertama

Melihat lokasi penginapannya rasanya bagus dan nyaman, ada banyak pohon rindang di depan sangat sejuk. Sedangkan sebelah kanan sudah ada pos sekuriti, masuk dikit dari pos sekuriti masih di sebelah kanan juga, ada ruang kecil yang bertuliskan front desk alias resepsionis (penerima tamu). Datang deh kesana, dengan harapan harga kamar masih berkisar 150.000, karena budged termahal untuk kamar harganya 150.000 dan budged termurah 80.000. Mencoba masuk ke dalam, sepi. Tidak lama kemudian bukan uka-uka lho, tetapi seorang pria pun keluar, nanya-nanya harga kamar, wajah dikit berubah harganya paling murah 220.000, sebenarnya she kalau melihat kondisi tempat tinggalnya itu harga lumayan murah, tetapi budged kali ini tidak memperbolehkan aku menginap.

 

Plus aku Tanya-tanya apakah lokasi ini dekat dengan tempat wisata, dia bilang jauh, tambah keder pula diriku yang sedang berjuang bersenang-senang dan menulis buku mengenai traveling. Ah, puyeng kepala, lapar juga neh perut. Rupanya ayam sepotong tidak bisa bertahan lama di perut seksi ini, ih di larang jealous, diriku kan memang seksi lho :p.

 

Tanya pak sekuriti yang hatinya baik banget, entah kenapa kali ini mendadak mendapatkan gambaran untuk menginap saja di Jalan Braga. Karena itu Kota tua ala Bandung, aku juga tidak tahu apakah itu juga menyediakan kamar eh penginapan harga murah. Setidaknya, tidak ada salahnya mencoba dari pada tidur di alam terbuka dengan badan yang sudah lengket dan pegel. Mana jam sudah menunjukan pukul 01.30 WIB. Alhasil nunggu kurang lebih lima menit, eh bapak sekuriti masih mencarikan angkot, padahal saya nggak ada kasih tips lho tapi dia berbaik hati menanyakan ke supir angkot apakah ini angkot melewati jalan Braga. Eh, aku kembali naik angkot ST Hall – Dago, karena hanya ini satu-satunya angkot yang melewati jalan Braga. Meskipun banyak angkot berseleweran dimana-mana dengan tulisan Dago.

 

Bye bye pak sekuriti, makasih ya. Aku mau melanjutkan perjalanan yang masih panjang 60 jam di Bandung. Perjalanannya masih sama melewati pemandangan yang menggiurkan, kalau ini badan tidak terasa lelah dan ingin mandi. Pasti aku sudah turun di sepanjang jalan Dago yang memamerkan outlet yang membuat mata ungu (kan bukan duit yang masuk sehingga matanya hijau tapi keluar duit jadi mata ungu aja deh). Menelan air liur saja, dan melihat taman dengan tulisan DAGO huruf besar semua alias capital gitu lho. Di depan huruf D yang per huruf memiliki jarak yang lumayan jauh, terjadi penampakan beberapa bapak berseragam hijau sedang narsis di depan, itu pun dibisik-bisikin dua remaja yang satu angkot dengan aku dan mereka pun cekakak-cekikik melihat adegan “super hot” para bapak berseragam hijau yang tetap eksis menunjukan jati diri pekerjaanya, mantap!!!! Lanjutkan perjuangan mu Pak.

 

Selang lima menit, dua orang perempuan pun naik, ih mereka mau shopping karena tak lama naik, mereka pun turun di depan mall. DUH. Enak banget ya hahaha, memang benar apa yang dikatakan burung-burung terbang, Bandung adalah surga nya shopping. Jadi shopping di Bandung memang tidak ada matinya, mengingatkan aku dengan Singapura di setiap bulan tertentu, mereka menggelar sales besar-besaran dengan tema clearing sale or apapun itu untuk menggaet wisatawan untuk bershopping ria. Mau tau siapa yang berbelanja disana? Yup, benar sekali, yang berbelanja mayoritas adalah orang Indonesia. Mereka memberikan devisa yang banyak bagi tuh Negara tetangga. Kenapa, kita tidak seperti burung Beo, yang bisa meniru?? Bukan kah meniru yang baik tidak ada salahnya untuk meningkatkan perekonomian plus juga kemakmuran pekerja dan pengusaha, sama-sama untung Jadi aku yang notabenenya pekerja juga untung.

 

Untung lah perjalananku segera berakhir di pertigaan, sebelum neh pikiran terbang kemana-mana. Jalan Braga ada di sisi kiri jalan dari angkot yang aku naikin. Aku diturunkan pas di pertigaan dan tinggal jalan terus saja, itu adalah jalan Braga. Oh ya, system jalan di Bandung rada-rada membingungkan, karena masih banyak tempat yang hanya satu arah. Namun sayangnya, sepertinya dewi fortuna tidak berpihak padaku? Kenapa, karena lagi-lagi ini jalan masih dalam tahap pembangunan (ini waktu aku ke sini tahun 2014 lho ya, ada kemungkinan sudah makin cantik). Pemerintah Bandung, sedang mengadakan pembangunan jalan, menurut informasi yang kudapat, mereka hendak bangun tempat untuk pejalan kaki.

 

Karena beneran, jalan Braga sangat padat dan macet. Padahal jalannya Cuma sepetak, gak sebanding dengan lalulintas kendaraan yang melalui jalan ini. Mataku tidak bisa dimanjakan dengan keindahan jalan Braga seperti yang kubayangkan waktu melihat di buku-buku mengenai jalan Braga, Kota Tua Bandung. Debu bertebrangan, jalan pun sangat sukar, karena melawan arah arus kendaraan. Tetapi setelah sekitar 15 menit berjalan, karena pejalan kaki pun terkena imbas nya, macet, bayangkan saja banyak kendaraan yang di pakir dipingir jalan, mobil dan motor saling “balap-balapan” dan pejalan kaki tetap saja bersabar menanti space untuk bisa berjalan, diantara tebaran debu yang tidak pernah berhenti. Duh, makin capai dan lelah. Akhirnya tulisan yang aku cari Chezz Bon Hostel.  Rasanya itu bagaikan mmmmmm, anak kecil yang membayangkan mendapatkan permen coklat dan ice cream yang banyak disaat ulangtahun. Senang banget, penderitaanku segera berakhir menggendong tas yang super berat, serta menyeret dan sekali-kali mengangkat koper yang imut namun berat. Nah, teman-teman yang ingin liburan tetapi ragu mau menginap di hostel itu bagusnya seperti apa ya! Tidak usah kuatir, karena Jejak Cantik memiliki teman yang cantik, sista Marlina memberikan tips mengenai menginap di Hostel. Yuk, cap cus ke blog sista Inna.

 

 



Fill your day with love and step beauty feet



Fun Time it's you......

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

Jadilah orang pertama yang berkomentar!

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Smile and Lovely Day