Asyiknya Naik Kapal Ferry Biaya Murah Meriah

 
Jejakcantik.com-Siapakah aku ini? Aku hanya seorang wanita biasa yang ingin meninggalkan berbagai jejak cantik di atas pasir yang bisa hilang dengan deburan ombak ataupun tertindas jejak kaki lainnya. Aku hanyalah seorang wanita biasa yang berkeinginan menjelajahi berbagai daerah, kota dan Negara. Aku jatuh cinta pada laut. Walaupun belum sepenuhnya aku arungi.


  

Aku tahu, jejakcantik bukanlah putri duyung apalagi fairy yang bisa terbang dengan sayap untuk berpetualang. Aku juga tahu meskipun kecintaanku pada laut, aku juga menyimpan ketakutan pada kekuatan laut yang bisa memporak-porandakan daratan. Bahkan, ketika di dalam kapal aku bisa merasakan mabuk laut. Untungnya, hanya ketika ombak sedang bergelora. Namun bukan berarti aku tidak menyukai naik kapal laut!  
 


Kamu tahu, ada keasyikan tersendiri ketika naik ferry. Apalagi sejak tinggal di daerah Kepulauan Riau. Naik ferry itu seperti bagian dari aktivitas yang tidak bisa dilepaskan begitu saja. Selain harga tiket kapal yang miring dan jarak tempuh waktu yang lama. Namun, naik kapal bisa membuat aku bermain dengan imaginasi aku dan mendapatkan kawan baru maupun kisah baru untuk dikenang dan ditulis.



Ini adalah kisah perjalanan aku ketika untuk pertama kalinya di dalam kehidupan aku naik ASDP Indonesia Ferry dari Bali menuju Lombok. Dimana lintas penyeberangan berada di Pandangbai (Bali) untuk menuju Lembar (Lombok), dengan  jarak tempuh hanya 4 jam saja dan setiap hari jadwal keberangkatannya selalu ada.  
 


 

 



Namun, sebelum sampai Pulau Bali, aku juga harus menggunakan kapal ferry dari Banyuwangi (Ketapang) menuju Bali (Gilimanuk). Untuk jarak tempuh Banyuwangi ke Pulau Bali hanya memakan waktu 45 menit. Sebentar banget kan! Perjalanan jalur darat dan laut ini aku lakukan di akhir tahun 2014 dengan harapan menekan biaya perjalanan sebagai solo traveler, dengan duit pas-pasan. Aku tidak menyangka, perjalanan seorang diri menghadirkan seribu kisah menarik. Untuk itu, aku berterimakasih sekali dengan adanya ASDP Indonesia Ferry aku bisa tetap berpetualang. Semoga di tahun 2019 mendatang, aku akan kembali mengarungi lautan.







Banyak persepsi yang mengatakan membuang masa lewat jalur laut. Karena memakan banyak waktu dari satu lokasi ke lokasi lain! Benarkah seperti itu? Mungkin benar, bagi sebagian orang yang memiliki uang berlebih dan tidak memiliki banyak waktu! Bagi aku sendiri, naik kapal itu sangat menyenangkan. Hembusan angin yang menerpa rambut dan pemandangan yang luar biasa membuat aku merasa nyaman dan damai. Sesekali matahari mencoba membakar kulitku dan aku bersembunyi di dalam kapal dengan AC yang membuat kulitku kembali merasakan sejuk dan nyaman. 



Menatap senja dari atas kapal dari Lombok ke Bali, luar biasa viewnya 

Naik kapal cocok bagi aku dan kamu yang lebih menyukai perjalanan santai alias slow traveler. Selain bisa bersantai sambil menikmati pemandangan lautan dan terkadang kita bisa menyaksikan pemandangan yang luar biasa dari penghuni lautan. Ikan lumba-lumba yang melompat-lompat di depan kapal atau pemandangan gunung yang menggoda mata sembari matahari terbit maupun tengelam.  Hal ini menawan hatiku! Menjadikan suatu kenangan yang tak terduga.



Dengan senyum manis yang mengembang di wajah menyaksikan keindahan alam. Membuat aura pemikiran positif kita keluar dan membuat kita jadi akrab dengan beberapa penumpang lain. Sehingga menjalin pertemanan baru dan partner berpetualang! Hal itu dikarenakan sebuah senyum kebahagiaan! Sebenarnya, aku termasuk orang bosanan dan gampang lapar. Nah, secara pribadi untuk menyiasati rasa bosan dan perut keroncongan. Aku membawa beberapa buku bacaan, snack sebelum naik kapal. Pasti deh beli beberapa roti, makanan ringan, coklat, minuman manis ataupun bersoda.



Cara mengatasi mabuk laut ditengah perjalanan dengan entah benar apa tidak ya. Soalnya ini personal experience aku seh! Aku suka mengoleskan minyak angin pada bagian perut dan juga pusar. Lalu, udelnya (pusarnya) ditutup pakai plester. Aku gunakan slayer agar angin laut tidak membuat aku masuk angin dan membuat mabuk laut yang aku rasakan menjadi lebih buruk. Makan permen dan menutup mata sambil mendengarkan music alunan yang lembut. Hal itu bisa mengusir mabuk laut yang menyiksaku. Setelah itu, pergi lagi keluar kapal untuk menikmati pemandangan dan berbincang-bincang dengan penumpang lain.


Bayangkan saja, aku bisa ke Bali dan Lombok tanpa perlu mengeluarkan uang sampai ratusan ribu untuk biaya transportasi. Dengan biaya puluhan ribu, aku bisa menjelajahi beberapa pulau. Sisa uang transportasi lainnya bisa aku gunakan untuk biaya menginap maupun makan. Asyik banget kan? Kebayang nggak seh dari Kepulauan Riau, Tanjung Pinang menuju Raja Empat, Papua menggunakan kapal? Aku sudah membayangkannya! Pasti menjadi kisah perjalanan yang panjang dan menarik. Walaupun harus bergonta-ganti kapal, pasti seru bisa berhenti dan menjelajah daerah maupun kota baru. Sebelum tiba ke tujuan. Hal itu tidak mustahil, jika kita sudah mengetahui seluk-beluk itinerary yang dibuat akan memudahkan perjalanan menuju lokasi tujuan dan menikmati daerah-daerah persinggahan yang ternyata banyak hal menarik yang belum ditelusuri.


Kamu pernah mengalami berada di atas kapal selama lima hari bahkan lebih? Aku pernah di tahun 1999 orangtua aku memutuskan pindah dari Balikpapan, Kalimantan Timur ke Pulau Bintan, Tanjung Pinang. Mama sudah menyuruh papa untuk menggunakan transportasi udara tetapi papa malah memilih menggunakan kapal laut. Alasannya, karena saat itu waktu masih panjang dan membawa keluarga besar. Tentu dengan naik kapal akan mengurangi cost transportasi. Pengalaman-pengalaman inilah membuat aku tidak pernah kapok menggunakan kapal. Apalagi kapal ferry, suka banget! Soalnya, ramah dikantong. Fasilitas di dalam kapal juga bagus. Ada kantin dan tempat duduk yang nyaman.


Salah satu kapal ferry Bali-Lombok

Pernah suatu hari, adikku yang tinggal di Lingga, Dabo mau mengunjungi kami di Tanjung Pinang. Dia lebih memilih menggunakan ASDP Indonesia Ferry, apalagi kalau bukan alasan menghemat biaya pengeluaran transportasi. Soalnya murah walaupun perjalannya memakan waktu 9 jam. Adikku yang sudah berkeluarga menyiasati dengan membawa beberapa mainan dan buku, serta makanan ringan maupun makanan berat. Naik kapal ferry yang memakan waktu 9 jam malah menjadi perjalanan yang menyenangkan. Soalnya, semakin dekat dengan anak dan bermain bersama. Yang kesehariannya cuma sebentar tetapi dengan perjalanan yang lama. Maka waktu bermain akan semakin panjang dan hal ini bisa meningkatkan hubungan keluarga. Kalau pengalaman kamu seperti apa?
 

 


Bagi yang belum pernah merasakan pertualangan naik kapal ferry dan bingung mengenai jadwal keberangkatan. No worry, ASDP Indonesia Ferry ini juga mengikuti perkembangan teknologi. Dimana, kamu bisa mengecek jadwal keberangkatan, lokasi daerah yang satu ke daerah yang lain di website resminya yakni indonesiaferry.co.id. Semoga kedepannya, bisa pesan tiket online dan semakin banyak fasilitas kece lainnya ya hihi…. Ngarep banget deh.  Biar makin #AsiknyaNaikFerry di masa depan! Kalau kamu yang belum pernah merasakan, coba deh! Tapi hati-hati ya kalau kecanduan jadi slow traveler. Soalnya benar-benar candu yang membahagiakan ketika melakukan pertualangan dengan kapal ferry.Tidak terburu-buru, menikmati hidup dan menjadikan kamu dan aku creative dalam membunuh waktu selama berada di dalam kapal.


 



 


 


 




Bottom of The Line
Perjalanan menggunakan kapal ferry selain menekan biaya transporasti yang murah. Hal itu menjadikan slow traveler yang menyukai pertualangan tanpa terburu-buru. Menikmati setiap pemandangan baik hanya berupa lautan saja. Namun di balik hamparan laut, selalu saja ada kejutan yang menarik. Baik itu dari penghuni lautan maupun penumpang kapal. Pertualangan kisah perjalanan menggunakan kapal ferry membawa sensasi tersendiri. Tidak perlu takut akan rasa bosan, sebab selama ini kita terkurung oleh teknologi dan lupa bagaimana menikmati hidup bersantai dan berbincang bersama orang asing. Yang mana bisa menjadi sahabat baru dan teman pertualangan yang menyenangkan.

Note: photo menggunakan kamera smart phone dan blackberry yang rada buram. Jadi harap maklum dengan kualitas photo yang masih belum jernih di tahun 2014
 





Fill your day with love and step beauty feet



Fun Time it's you......

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

20 komentar untuk Jatuh Cinta Pada Laut dan Perjalanan

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Smile and Lovely Day

  1. Saya suka naik kapal laut (Pelni) daripada kapal udara, apalagi kalau lagi perjalanan jauh.Di kapal bebas bergerak, bisa senam pagi sebelum tidur lagi hehe...

    Selama di Kepri, kalau naik kapal ferry saya lebih suka berangkat jelang siang. Tidak berdesak-desakan.

    BalasHapus
  2. memang asik ya kak kalau perjalanN laut, bisa menikmati angin sepoi-sepoi, melihat ombak berlari-larian, sambil mengikuti awan yang berarak di langit luas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ia kak seakan romantis Tak Kan pernah berakhir 🎶🎶

      Hapus
  3. Waktu dulu banget pernah nih naik kapal ferry. Asik banget bisa nikmatin suasana laut dan suasana angina segar laut. hehehe. Sekarang jadi pengen lagi jalan-jalan pake kapal ferry

    BalasHapus
  4. Wah bisa lihat lumba-lumba juga. Waktu ke Lovina Bali rencana mau liat lumba2 nggak kesampaian karena males bangun pagi hehehe.

    BalasHapus
  5. solo traveler mba? keren. dari dulu punya keinginan yang sama tapi apa daya, nyaliku ciut untuk sekadar berpamit pada orang tua.

    BalasHapus
  6. Awal-awal naik ferry aku sempat takut loh. Tapi lama kelamaan setelah sering naik pompong rasa takut naik ferry mulai hilang.

    BalasHapus
  7. Nggak semua wanita mampu solo traveller, harus punya persiapannya dan keberanian. Salut deh buat mba jejak cantik.

    BalasHapus
  8. Salah satu wishlist. Naik kapal. Pengen tahu aja melihat laut dari dekat. Dan, pengen tahu juga akan mabuk laut atau nggak. Hehe. Semoga sih nggak.

    BalasHapus
  9. Aih aku udah lama ngak naik Ferry. Terakhir naik Ferry pas ke Lampung 2 tahun lalu :)

    BalasHapus
  10. Belum pernah sih naik kapal laut hingga berhari-hari. Susah juga ngebayangin, tiap pemandangan banyak air dan penumpang lain. Hehe

    BalasHapus
  11. Wuah lama tak naik ferry mbak. Baru tau skrng ada websitenya, dulu sih beli aja di agne ya :D
    Pengen banget kapan2 nyebrang pulau pakai ferry, kyke ke Lampung kali ya yg deket Jkt :D

    BalasHapus
  12. Iyaa, kita harusnya menikmati hidup dan melihat fenomena alam yang terjadi di sekitar kita.
    Mengasah kembali kepekaan tiap indera yang dimiliki.
    Aah~~

    BalasHapus
  13. Saking cintanya sm laut sampai naik fery pun senang ya mba. Keren ah. Kalau sy suka laut biru n pantai pasir putih tp entah knp bosen dg perjalanannua kalau tll lama. Sy mabuk n suka masuk angin dijalan soalnya. :)

    BalasHapus
  14. Aku pernah naik ferry ke Bali, meski singkat karena cuma nyebrang, tapi seneng aja liat laut mbak.

    BalasHapus
  15. Naik kapal itu memang lebih lama tapi pengalaman terapung-apung di lautan, sekeliling biruuuu semua, ga bisa kemana-mana, itu yang sangat berkesan :D

    BalasHapus
  16. Terakhir naik kapal 2014, wah ternyata udah empat tahun berlalu haha. Aku juga suka kalo naik kapal atau kereta api mbak, bisa merenung juga soalnya hehe.

    BalasHapus
  17. Bagiku sih, selama apapun perjalanannya, justru itu yang dikejar mbak. Karena dalam setiap perjalanan selalu ada cerita.

    BalasHapus