JejakCantik- Hiduplah sesuai dengan apa yang ingin kamu tinggalkan dalam sejarah. Bicara soal sejarah, apakah kalian tahu ada satu pulau yang hingga sekarang sejarahnya masih kental. Pulau tersebut bernama Pulau Penyengat. Dimana Pulau ini menurut kisah yang masih ada beberapa versi merupakan pulau mas kawin yang diberikan Sultan kepada calon istrinya. Sedangkan berdasarkan versi dari wikipedia.

Pulau kecil di muara Sungai Riau, Pulau Bintan sudah lama dikenal para pelaut dan menjadi tempat persinggahan untuk mengambil air tawar yang banyak tersedia di pulau ini. Namun, dari cerita rakyat setempat, nama ini berasal dari nama hewan sebangsa serangga yang mempunyai sengat. Menurut cerita tersebut, ada para pelaut yang melanggar pantang-larang ketika mengambil air, maka mereka diserang oleh ratusan serangga berbisa. Binatang ini yang kemudian dipanggil Penyengat dan pulau tersebut dipanggil dengan Pulau Penyengat. Sementara orang-orang Belanda menyebut pulau tersebut dengan nama Pulau Mars. Tatkala pusat pemerintahan Kerajaan Riau bertempat di pulau itu ditambah menjadi Pulau Penyengat Inderasakti. Pada 1803, Pulau Penyengat telah dibangun dari sebuah pusat pertahanan menjadi negeri dan kemudian berkedudukan Yang Dipertuan Muda Kerajaan Riau-Lingga sementara Sultan berkediaman resmi di Daik-Lingga. Pada tahun 1900, Sultan Riau-Lingga pindah ke Pulau Penyengat. Sejak itu lengkaplah peran Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan, adat istiadat, agama Islam dan kebudayaan Melayu.1



Nah itu dia Pulau Penyengat dalam balutan sejarah yang masih kental di ranah Melayu. Sehingga tidak heran pulau yang bernuansa warna kuning ini menjadi salah satu daya tarik untuk meninggalkan jejak cantik ketika liburan di Pulau Bintan, Indonesia.

Pulau Penyengat adalah sebuah pulau kecil yang berjarak kurang lebih 2 km dari Kota Tanjungpinang, pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berukuran panjang 2.000 meter dan lebar 850 meter. Jarak tempuh dari Pelabuhan Tanjungpinang ke pelabuhan Penyengat kurang lebih 15 menit dengan menggunakan kapal rakyat yang dikenal dengan sebutan kapal pompong.




Nah, jejakcantik beberapa kali bermain di Pulau Penyengat, awalnya hanya sekedar ingin foto cantik saja di masjid yang kononnya terbuat dari putih telur. Sebab, pulau ini banyak sekali makam-makam tokoh pada masa Kesultanan Riau. Namun, dari tahun ke tahun ada yang berubah dari awalnya sepeda motornya yang tidak berbentuk. Kini berbentuk rapi. Namun sayang foto-foto lama, tidak bisa diselamatkan ketika laptop pertama rusak. Namun, foto-foto terbaru masih bisa dibagikan. Selamat menikmati Pulau Penyengat in frame dari Citra Pandiangan.


































Resource: wikipedia

Fill your day with love and step beauty feet



Fun Time it's you......

Artikel Terkait:

Silakan pilih sistem komentar anda

2 komentar untuk Pulau Penyengat in Frame

You've decided to leave a comment – that's great! Please keep in mind that comments are moderated and please do not use a spammy keyword. Thanks for stopping by! and God bless us! Keep Smile and Lovely Day

  1. Penyengat makin berbenah dan cantik ya Kak Citra. Sayang foto2 kk bnyk yg ga bisa terselamatkan :(

    BalasHapus